Kamis, 27 November 2014

Mengenal Macam-Macam Candlestick


Dalam melakukan trading pastinya anda sebagai trader mempunyai cara tersendiri untuk menganalisa pergerakan pasar, entah itu menggunakan analisa teknikal atau pun fundamental. Namun sebelum melakukan analisa teknikal ada baik nya anda sebagai trader mengenal beberapa nama dan bentuk candlestick, karena pola-pola yang terbentuk didalam candlestick bisa anda jadikan acuan dalam menentukan posisi entah itu buy atau pun sell.

Awalnya candlestick ditemukan oleh orang Jepang yang bernama Munehisa Homma dari tahun 1724-1803. Pada waktu itu candlestick digunakan untuk memprediksi pergerakan harga beras di Jepang pada saat itu. Namun oleh Steven Nisson, candlestick charting dibawa kedunia barat dan sampai sekarang dijadikan salah satu chart dalam melakukan trading.

Candlestick adalah nama grafik yang menyerupai batang lilin, yang terdiri dari badan (Body) dan ekor (Shadow). Analisis dengan menggunakan candle mengandalkan data dari harga pembukaan (open), tertinggi (high), terendah (low) dan penutup (close). 

Formasi-formasi yang terbentuk didalam candlestick dapat memberikan sinyal-sinyal berbeda yang bergantung pada kriterianya masing-masing. Karena terbentuknya sebuah candle tidak terlepas dari bentuk candle sebelumnya, itulah kenapa sebuah candlestick dapat membentuk formasi yang nantinya dapat dijadikan tolak ukur untuk melihat pergerakan harga kedepan.

Maka dari itu anda perlu mengetahui bentuk dan peran dari setiap formasi yang terjadi pada candlestick. Ini adalah beberapa bentuk atau pola pada candlestick chart :

1. Marubozu
Apabila didalam chart anda menemukan sebuah candle yang padat dan tidak memiliki bayangan maupun ekor, itu lah yang disebut dengan Marubozu. Dia cendrung memiliki ciri khusus yang ditandai dengan body candle yang relative panjang dan sekalipun memiliki bayangan atau ekor itu akan terlihat sangat pendek dan sekilas seperti tidak terlihat ekornya.

Marubozu memiliki dua jenis, yaitu : bullish marubozu dan bearish marubozu. Bullish marubozu memiliki kekuatan bullish yang sangat besar dan cendrung berwarna putih, sedangkan bearish marubozu berwarna hitam dan memiliki bearish yang sangat kuat. Dan jika pola ini muncul pada chart, itu bertanda bahwa pergerakan harga pasar akan bullish atau bearish.

2. Doji
Formasi candlestick Doji merukan candle yang tidak mempunyai body yang nyata dan menandakan kebingungan antara bulls dan bears. Doji biasanya terbentuk karena harga pembuka dan harga penutupan sama besar. Candle doji biasa ditemukan di bagian bawah dan atas tren, yang dianggap sebagai sebuah tanda kemungkinan pembalikan harga. 

Disaat candle ini muncul, biasanya belum bisa digunakan untuk memutuskan transaksi jual ataupun beli dikarenakan harga berada ditengah dimana kekuatan penjual dan pembeli seimbang. 



Didalam candle doji itu sendiri memiliki beberapa jenis, yaitu :
a. Long Legged Doji : Candlestick yang mirip dengan doji namun memiliki ekor (shadow) atas dan ekor (shadow) bawah lebih panjang bila dibandingkan dengan doji. Long legged doji terjadi atau terbentuk karena ada harga yang setara ke atas dan kebawah dimulai dengan sesi pembukaan, namun akhirnya harga tersebut ditutup sama dengan nilai harga pembukaannya.
b. Dragonfly Doji : Candlestick ini terbentuk apabila harga pembukaan, harga tertinggi, dan harga penutup sama, sementara harga terendah membentuk ekor (shadow) yang panjang dibawahnya. Apabila dragonfly doji terbentuk setelah downtrend yang berlangsung lama, dapat memberikan sinyal awal akan terjadinya bullish reversal (pembalikan ke atas). Begitu dengan sebaliknya apabila sebelum dragonfly doji terjadi up trend yang berlangsung lama, akan  memberikan sinyal bahwa akan terjadi bearish reversal (pembalikan ke bawah).
c. Gravestone Doji : terbentuk apabila harga pembuka, harga terendah, dan harga penutup sama rata, sementara bagian penting dari gravestone doji adalah panjang dari upper shadow yang memiliki makna bahwa pasar sedang menguji dimana sebuah resistance berada.

3. Hammer & Hanging Man
Candlestick Hammer merupaka pola candle yang lebih condong ke arah bullish yang terbentuk waktu tren menurun. Namun ketika harga jatuh, sinyal hammer yang dekat dibawah harga akan mulai bergerak naik lagi. Panjangnya bayangan yang lebih rendah menunjukan bahwa penjual mendorong harga yang lebih rendah, namun para pembeli dapat mengatasi tekanan jual dan segera menutup dekat dengan harga open.

Ciri-ciri dari hammer itu sendiri adalah :
1. Tidak memiliki bayangan atas atau terkadang sedikit memiliki bayangan atas
2. Memiliki body pada ujung atas dari rentang perdagangan
3. Memiliki bayangan panjang sekitar dua atau tiga kali body candle

Candlestick Hanging man memiliki bentuk yang sama dengan hammer, namun memiliki indikasi reversal kearah bearish. Ketika harga naik, terbentuknya hanging man menunjukan bahwa penjualan mulai melebihi jumlah pembeli. 

4. Inverted Hammer & Shooting Star
Inverted hammer merupakan formasi yang terbentuk ketika downtrend dan menjadi peringatan dari pembalikan ke atas. Setelah terjadi downtrend yang berkepanjangan inverted hammer adalah bullish, itu dikarenakan harga yang ragu-ragu dan bergerak ke bawah dengan meningkatkan votalitas yang signifikan. Bentuk dari candle ini berbatang pendek dan memiliki ekor panjang ke atas.


Begitu pula dengan shooting star yang hampir sama dengan inverted hammer. Namun yang membedakannya dari inverted hammer adalah shooting star terjadi ketika tren naik. Untuk bentuk candle shooting star sama dengan inverted hammer yang memiliki batang pendek dan mempunyai ekor panjang keatas.

5. Spinning Tops
Candlestick yang memiliki bayangan atas dan bawah yang panjang dengan badan yang cendrung kecil. Pola candle ini menunjukan bahwa sedang terjadi ketegangan antara penjual dan pembeli yang sedang berimbang dan tidak jelas siapa pemenangnya.

Jika spinning top terbentuk saat terjadi trend naik (bullish, maka anda perlu berhati-hati. Karena kondisi seperti ini bisa berarti akan terjadinya perubahan trend atau jedah, begitu pula sebaliknya.