Berbagai macam indikator dan cara yang bisa digunakan apabila anda seorang trader teknikal, tetapi anda perlu memilih satu indikator yang ingin anda gunakan karena tidak semua indikator anda bisa satu padukan untuk menganalisa market. Seperti seorang kesatria, untuk melawan musuhnya seorang kesatria harus mengenal senjata yang dia pakai agar lebih mudah ketika berhadapan dengan musuh.
Sebagai seorang trader teknikal anda perlu mengenal indikator yang ada. Salah satunya adalah stochastic oscillator yang merupakan indikator momentum yang dapat mengukur overbought dan oversold pada market dan seringkali trader menggunakannya untuk melihat sinyal trand dan jual-beli.
Stochastic memiliki skala antara 0 sampai 100 dan memiliki dua baris, yaitu : %K untuk fast line dan %D untuk slow line. Ada beberapa cara membaca pergerakan stochastic dari mulai melihat garis yang melintang (crossover baris), membandingkan pergerakan pada stochastic dengan pergerakan di market, dan dengan melihat garis overbought/oversold.
Selain itu dari indikator stochastic anda dapat membaca sinyal yang diberikan dari pergerakan didalamnya, seperti :
• Apabila garis stochastic menyilang (cross), maka ini menunjukan bahwa sedang terjadi perubahan arah trend.
• Apabila stochastic melewati batas level 80, itu menunjukan bahwa harga sedang berada di overbought. Begitu juga sebaliknya apabila stochastic melewati batas level 20, berarti harga sedang berada di oversold.
• Apabila stochastic tetap berada diatas level 80, maka itu menunjukan sedang terjadi uptrend. Begitu juga sebaliknya, jika stochastic tetap di bawah level 20, berarti sedang terjadi downtrend.
• Jika stochastic keluar dari level 80 dan menuju ke bawah, itu menunjukan bahwa sedang terjadi koreksi dan akan membentuk downtrend. Begitu pula sebaliknya.
Dengan membaca sinyal yang diberikan indikator stochastic, setidaknya anda bisa melihat harga sedang berada di high atau low. Pergerakan yang diperlihatkan didalam stochastic dapat anda pergunakan ketika memasuki pasar ataupun keluar pasar.